
Chrome merupakan anak bungsu di antara kelima peramban. Ia adalah salah satu produk terbaru Google dalam rangka menantang dominasi Microsoft di pasar peranti lunak. Pembuatnya menjanjikan pengalaman berinternet yang lebih cepat dan efisien tanpa melupakan sisi keamanan dan stabilitas.
Secara visual, tampilannya terasa mirip dengan Safari. Sama-sama sederhana, tak banyak menu dan toolbar, serta ruang display yang lapang. Salah satu penyebabnya ialah penggabungan address bar dan search box ke dalam satu kotak yang disebut Chrome sebagai Omnibox. Dengan kotak tersebut, pengguna bisa mendapatkan saran pencarian secara instan jika mengetikkan alamat web ataupun kata kunci. Adanya similaritas tersebut terasa wajar karena Chrome memang memanfaatkan mesin penampil yang sama dengan Safari, yaitu WebKit.
Sebagai anak bungsu, feature yang tersedia pada Chrome cukup bisa menandingi para pendahulunya. Private browsing melalui jendela incognito misalnya. Dalam versi terbarunya yang hadir medio September lalu, Chrome melengkapi fasilitasnya dengan kemampuan personalisasi lewat beragam tema hasil rancangan nama-nama desainer beken, misalnya Donna Karan, Dolce & Gabbana, dan Oscar de la Renta. Chrome 3 juga kini mendukung HTML5 serta diklaim telah meningkatkan 25% kecepatan.
Dalam uji Peacekeeper, Chrome 3 menunjukkan performa sensasional pada tes grafik kompleks dengan angka 3250. Artinya dalam menjalankan web bermuatan grafis 3D, peramban ini sangatlah andal. Skor totalnya sendiri mencapa 207 (di XP, Pentium III) dan 2145 (di Vista, Core 2 Duo). Chrome 3 pun mampu lulus dengan nilai 100/100 dalam tes Acid3. (Erry FP)





















Tidak ada komentar:
Posting Komentar